Halaman

Rabu, 08 Juni 2022

Cina Disebut Diam-Diam Bangun Pangkalan Militer Di Kamboja

Tak berselang lama setelah kabar tibanya ranpur artileri medan terbaru Kamboja yang didatangkan dari Cina, kini ada berita terbaru yang menyangkut hubungan bilateral antara Cina dan Kamboja.

Persisnya tajuk berita di The Washgington Post – washingtonpost.com (6/6/2022), menyebutkan bahwa Cina secara diam-diam tengah membangun fasilitas untuk angkatan lautnya di Kamboja.

Meski kedua negara telah membantah, tapi hal tersebut tetap menarik perhatian, terutama kegiatan militer Cina yang eksis mendukung militer di Negeri Khmer tersebut.

Merujuk ke washingtonpost.com yang mendapatkan informasi dari nara sumber anonim, kehadiran militer Cina disebut akan berada di bagian utara Pangkalan Angkatan Laut Ream di Teluk Thailand, yang dijadwalkan menjadi tempat upacara peletakan batu pertama pada minggu ini. 

Pendirian pos atau pangkalan militer AL Cina di Kamboja, bila itu benar maka akan menjadi fasilitas pangkalan militer pertama Cina di luar negeri untuk kawasan Asia Pasifik, dan menjadi pangalan militer kedua secara global, dimana Cina saat ini telah mengoperasikan pangkalan AL di Djibouti, Afrika Timur.

Menurut para analis, memiliki fasilitas militer yang mampu menampung kapal angkatan laut besar di sebelah barat Laut China Selatan akan menjadi elemen penting dari ambisi Beijing untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu dan akan memperkuat kehadirannya di dekat jalur laut utama Asia Tenggara.

The Wall Street Journal melaporkan pada 2019 bahwa Cina telah menandatangani perjanjian rahasia untuk mengizinkan militernya menggunakan pangkalan di Kamboja. 

Namun, Beijing dan Phnom Penh membantah laporan itu, termasuk Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengecamnya sebagai “berita palsu.” 

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Cina pada saat itu juga mengecam apa yang disebutnya “rumor” dan mengatakan Cina hanya membantu pelatihan militer dan peralatan logistik untuk Kamboja.

Laporan dari Pentagon menyebut, di luar pangkalannya di Djibouti yang dibuka pada tahun 2017, Beijing sedang mengejar fasilitas militer untuk mendukung “proyeksi kekuatan angkatan laut, udara, darat, dunia maya, dan luar angkasa,” kata laporan Pentagon. 

Untuk mendukung obsesi tersebut, selusin negara telah dibidik untuk penjajakan, termasuk Kamboja, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Tanzania, dan Uni Emirat Arab. Sebuah jaringan global dapat “mengganggu operasi militer AS dan mendukung operasi ofensif terhadap Amerika Serikat,” kata laporan itu.

Saat ini sebuah stasiun bumi untuk mendukung sistem satelit navigasi BeiDou telag ditempatkan di Pangkalan Angkatan Laut Ream.

BeiDou adalah alternatif navigasi satelit yang dikembangkan Cina untuk menandingi satelit GPS (Global Positioning System) lansiran AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar