Halaman

Kamis, 26 Mei 2022

Pilot China Bocorkan Cara Tunggangi J-20 yang Disebut Mirip F-35

Digadang-gadang lebih modern dari F-15 EX AS yang dibeli Indonesia, dilansir dari NADPost, Chengdu J-20 Mighty Dragon memiliki karakteristik siluman dengan penampang radar rendah.

J-20 adalah generasi keempat yang canggih (walaupun beberapa sumber mengatakan itu adalah generasi kelima) pesawat tempur bermesin ganda berkursi tunggal.

Jet tempur J-20 tidak sepenuhnya siluman dan dapat dilacak oleh radar canggih tetapi China memproduksinya dalam “jumlah yang tinggi” sekitar 500 unit.

Jangkauan diperpanjang oleh tangki bahan bakar eksternal, dan mampu terbang dengan kecepatan supersonik di lebih dari 1.600 mil per jam.

Meski China terus menerus membanggakan, media Korea Selatan justru menuding J-20 sebagai barang tiruan.

Hal ini seperti dikutip dari artikel terbitan NAD-Blog pada 25 Desember 2021 silam.

Awalnya, media Korea Selatan tersebut kagum dengan pencapain industri pertahanan China.

Namun, borok jet tempur J-20 akhirnya dibongkar.

"Teknologi pembuatan pesawat militer China berkembang pesat. Sampai tahun 1990-an, itu adalah replika pesawat tempur Rusia, tetapi sekarang menjadi pesawat tempur siluman generasi kelima J-20, pesawat peringatan dini dan kontrol udara KJ-500, peperangan elektronik J-16D, 'Chinese Global Hawk' WZ- 7 pesawat pengintai tak berawak ketinggian tinggi, dll. Ini telah mencapai tingkat pengembangan model mutakhir secara independen," tulis Segye.com.

"Industri kedirgantaraan China telah membuat langkah besar dalam beberapa dekade. Selama Perang Dingin, ia setia pada metode 'taktik langit' dari kloning massal model bekas Soviet," lanjut media Korea Selatan tersebut.

Sayangnya, tampilan J-20 China rupanya terbilang cukup besar.

J-20 sangat besar dalam penampilan, sehingga sulit untuk disimpan di kapal induk. Anda membutuhkan pesawat kecil dengan kemampuan siluman. FC-31 lebih kecil dari J-20, sehingga dinilai berpotensi untuk digunakan sebagai pesawat pengangkut.

Tak cuma media Korea Selatan, kelemahan jet tempur J-20 China rupanya sempat jadi sorotan mantan KASAU India.

Mantan Kepala Staf AU India yang tak mau disebutkan namanya menyatakan J-20 cuma jet tempur siluman abal-abal.

Menurutnya J-20 bukanlah jet tempur siluman sesungguhnya karena masih menggunakan delta canard (sayap kecil di dekat kokpit) layaknya jet tempur era perang dingin.

"Menanggapi klaim China dengan, dua pertanyaan sederhana, Jika J-20, juga disebut Naga Perkasa, memang pesawat tempur siluman generasi kelima, lalu mengapa ia memiliki canard," ujar mantan Kepala IAF seperti dikutip dari Hindustan Times.

Sementara pesawat tempur generasi ke-5 asli seperti F-22 AS, F-35 dan generasi kelima Rusia Su-57 tidak memiliki canard?" imbuhnya.

Ia juga heran kenapa J-20 tidak mempunyai kecepatan Supercruise layaknya jet tempur siluman lainnya.

"Mengapa J-20 tidak dapat melakukan supercruise jika itu benar-benar pesawat tempur generasi ke-5," katanya.

J-20 Mighty Dragon merupakan jet tempur yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industrial Group Co Ltd di bawah Aviation Industry Corporation of China.

Desain pada jet tempur J-20 Mighty Dragon China dinilai menyerupai F-22 Raptor buatan AS.

Sama sekali tak malu meski desainnya J-20 disamakan dengan F-22 AS hingga pesawat Rusia, jet tempur siluman China itu rupanya justru pakai taktik operasional yang sama dengan F-35 Amerika.

Hal ini seperti dikutip dari Nadblog, ketika seorang pilot J-20 bernama Chen Liu baru-baru ini diwawancarai oleh media pemerintahan China, CCTV.

Chen Liu dianggap sebagai salah satu pilot pesawat tempur terbaik Angkatan Udara PLA.

Chen Liu merupakan satu dari sedikit pilot yang pernah menerbangkan jet tempur J-10, J-16, dan J-20.

Dalam wawancaranya itu, Chen Liu berbicara tentang jet tempur J-20 serta pengalamannya menerbangkannya dengan sangat bangga.

Chen Liu mengatakan, avionik J-20 jauh lebih sederhana pengoperasiannya dibandingkan pesawat tempur J-10C dan J-16.

Lebih lanjut, Chen Liu mengatakan bahwa J-20 mengumpulkan sejumlah besar data (sesuatu yang mirip dengan F-35) yang kemudian diproses sebelum diteruskan ke pilot.

Chen Liu mengaku tak memiliki masalah ketika pertama kali menerbangkan J-20.

Chen Liu menyebut J-20 sulit untuk dikuasai karena sistem persenjataannya yang canggih.

Sistem persenjataan J-20 sangat berbeda dengan pesawat tempur generasi keempat seperti J-16 dan J-10C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar